Secara umum menurut Davies (2004); Srivastava (2001) peranan sitokinin adalah memacu pembelahan sel pada kalus, morfogenesis, pertumbuhan tunas lateral, perluasan permukaan daun yang dihasilkan dari pembelahan sel, mengawali perkembangan kloroplas. Sedangkan menurut Salisbury and Ross (1995), sitokinin juga mampu menunda penuaan tanaman.

a.    Pembelahan sel
Pada siklus sel, sitokinin berperan dalam mengatur pembelahan sel khususnya pada fase G2 dari mitosis. Hal tersebut sesuai dengan hasil penelitian yang dilakukan John et al. (1993) menyatakan bahwa sel tembakau segar yang diisolasi tanpa sitokinin mampu melintasi fase S tetapi tidak mampu berkembang ke tahap mitosis. Sitokinin berperan dalam aktifasi enzim phosphatase Cdc25 untuk mereduksi phospat. Keberadaan phospat akan menghambat enzim intraseluler cyclin-dependent protein kinase (CDK). Enzim CDK berperan dalam melepaskan transkripsi gen pada tahap replikasi DNA (Zhang et al., 2005).
Dalam aplikasinya, sitokinin sering digunakan bersama dengan auksin untuk berberapa tujuan, seperti pada sebuah penelitian mengenai mitosis dan pembelahan sel di jaringan tembakau yang dukulturkan, Das et al. (1985) dalam Fox (1989) memperlihatkan bahwa dengan penambahan IAA dapat terjadi sedikit mitosis di dalam jaringan, terutama di dalam sel-sel binukleat, ketika ditambahkan kinetin yang dikombinasikan dengan IAA ternyata mampu menginduksi banyak mitosis yang kemudian diikuti sitokinesis. Hal yang sama dikemukakan oleh Guttman (1956) dalam Fox (1989), bahwa kinetin terkadang bekerja selama proses antarfase mitosis dalam sel-sel akar bawang (Alium cepa) untuk memacu profase selanjutnya. Penelitian yang lain menyebutkan bahwa, sitokinin berpengaruh terhadap pembelahan sel-sel dewasa di dalam korteks akar yang memacu penggandaan kromosom pada tanaman kacang polong (Pisum sativum cv. Alaska) (Torrey, 1961 dalam Fox, 1989).

b.    Pembesaran sel
Selain memacu pembelahan sel, sitokinin juga memacu pembesaran sel. Pembesaran sel disebabkan oleh serapan H2O dalam sel karena sitokinin mampu membuat membrane sel menjadi permeable (Liu et al., 1997; Rose and Rayle, 1982; Thomas et al., 1981). Selain itu menurut Rayle et al. (1982) kemampuan peningkatan  sitokinesis lebih kecil dibandingkan dengan penyerapan H2O oleh sitokinin.
Hal tersebut secara hampir bersamaan dikemukakan oleh tiga kelompok peneliti, bahwa pembesaran sel pada jaringan diskus daun kacang buncis yang layu meningkat luar biasa dengan terdapatnya kinetin (Miller, 1956; Kuraishi and Okumura, 1956; Scoot da Liverman, 1956 dalam Fox, 1989). Sejak penelitian ini, bukti peranan sitokinin dalam pembesaran sel makin bertambah, Arora et al., (1959) dalam Fox (1989) melaporkan bahwa sel-sel kortikal dari akar tembakau membesar sampai ukuran empat kali ukuran normal dengan terdapatnya kinetin.

c.    Pembentukan kloroplas
Kloroplas merupakan salah satu bentuk diferensiasi dari proplastid yang terkena cahaya. Menurut Nakano et al. (2001) ketika jaringan mesofil terkena cahaya, proplastid berkembang menjadi kloroplas dengan seluruh rangkaian fungsional fotosistem untuk fotosintesis, akan tetapi ketika ditempatkan pada tempat yang gelap menjadi etioplast. Proses diferensiasi sel tersebut tak lepas dari pengaruh aktifitas enzim yang mengatur ekspresi gen kloroplas. Menurut Okazaki et al. (2010), kloroplas tidak dapat membentuk dengan sendirinya, akan tetapi dikontrol oleh protein PVD (Plastid Division) yang mengkode gen inti. Protein tersebut dikontrol dengan adanya sitokinin yang menentukan banyak tidaknya protein yang terbentuk. Menurut Yaronskaya et al. (2006) juga menyatakan bahwa sitokinin mengatur biogenesis dan fungsi dari kloroplas yang mengatur ultrasturktur dari kloroplas, kegiatan enzim kloroplas, akumulasi pigmen dan laju fotosintesis. Zubo et al. (2008), melaporkan bahwa sitokinin (Benzyl adenine)  memacu aktifitas transkripsi gen kloroplas yang terlihat dari akumulasi mRNAs kloroplas dari daun barley muda berumur 9 hari.

d.    Pembentukan dan Perkembangan Tunas
Pembentukan tunas disebabkan karena sitokinin memberikan sinyal ke sitokinin reseptor untuk ekspresi gen komplek IPT (Adenosine phosphate - Isopentenyl Transferase) (Howel et al., 2003). Gen tersebut berperan dalam pembentukan sitokinin dan mengatur biosintesis (Miyawaki et al., 2004). Distribusi dari bioaktif sitokinin sangat menentukan perkembangan meristem untuk pembentukan tunas (Kurakawa et al., 2007).
Pembentukan tunas lateral juga ditentukan oleh adanya sitokinin dalam media in vitro. Tanaka et al. (2006) menyatakan bahwa gen IPT terekspresi pada mata tunas yang berada pada batang setelah tunas apikal dipotong. Menurut Geroge et al. (2008), penggunaan sitokinin dengan konsentras tinggi cenderung meningkatkan jumlah tunas akan tetapi tunas tersebut berukuran pendek. Turnbull et al. (1997) dalam percobaan dengan memotong tunas apikal tanaman buncis. Ternyata dalam kurun waktu 6 jam kadar sitokinin dalam tunas ketiak meningkat 7 kalilipat dan diiringi dengan pemanjangan tunas aksilar yang terdapat pada ketiak daun. Menurut Hopkins and Huner (2004), akumulasi sitokinin dalam ketiak daun berasal dari akar sebagai organ penghasil sitokinin, kemudian di translokasikan ke seluruh bagian tanaman khususnya pada jaringan meristem melalui xilem.

Peranan sitokinin banyak dikaitkan dengan adanya auksin yang berperan sinergis terhadap perkembangan sel untuk morfogenesis (George et al., 2008). Hal tersebut dibuktikan dengan hasil-hasil penelitian yang membuktikan adanya peranan dari kedua zat pengatur tumbuh ini terhadap pertumbuhan. Weier et al. (1974) dalam Abidin (1990) mengemukakan bahwa dalam perbandingan sitokinin lebih besar dibandingkan dengan auksin, akan memperlihatkan stimulasi pertumbuhan tunas dan daun, sebaliknya apabila sitokinin lebih rendah dari auksin, akan mengakibatkan stimulasi pada pertumbuhan akar. Sedangkan apabila perbandingan sitokinin dan auksin berimbang, maka pertumbuhan tunas, daun dan akar akan berimbang pula. Tetapi bila konsentrasi sitokinin sedang dan konsentrasi auksin lebih rendah maka akan membentuk kalus.

Gambar Konsentrasi relatif penggunaan sitokinin dan auksin untuk morfogenesis


Posted by Unknown on Sunday, March 23, 2014
categories: | edit post

4 comments

  1. Dito Says:
  2. Terima Kasih atas informasinya, sangat bermanfaat

     
  3. Unknown Says:
  4. terimakasih sama-sama mas dito ..

     
  5. Unknown Says:
  6. Terimkasih

     
  7. Blog27999 Says:
  8. If you're looking to lose fat then you absolutely need to try this brand new personalized keto plan.

    To create this service, licensed nutritionists, fitness trainers, and cooks joined together to develop keto meal plans that are useful, suitable, money-efficient, and delightful.

    From their launch in 2019, 100's of clients have already transformed their body and well-being with the benefits a certified keto plan can offer.

    Speaking of benefits: clicking this link, you'll discover eight scientifically-tested ones offered by the keto plan.

     

Post a Comment

About The Author

Visitors

Followers

Pagerank

Popular Posts